Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (4/12/2015) menunggu rilis paket kebijakan ekonomi jilid VII yang rencananya diumumkan pemerintah hari ini.
“Pemerintah akan mengumumkan paket kebijakan VII sore nanti, diperkirakan direspons netral,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (4/12/2015).
Dikemukakan rupiah tertekan hingga kemarin sore menandakan sentimen global masih kuat.
“Anjloknya indeks dolar bisa memberikan sentimen positif terhadap rupiah,” kata Rangga.
Namun, ujarnya, jika hal itu hanya akibat bank sentral Eropa (ECB) yang tidak memberikan likuiditas sehingga mendorong imbal hasil global dan SUN naik serta memicu aksi jual di IHSG menyusul anjloknya S&P 500, rupiah bisa ikut tertekan di perdagangan hari ini.
Rangga mengemukakan ECB tak tambah QE, sehingga menyebabkan indeks dolar anjlok.
Di luar harapan, tambahnya, ECB hanya memperpanjang jangka waktu QE selama 6 bulan tetapi tidak meningkatkan jumlahnya.
Walaupun deposit rate dipangkas 10bps, hal itu tidak mencegah euro untuk menguat tajam 3% hingga dini hari tadi.
Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang masih optimistis dengan laju perekonomian AS, tidak mampu mendorong indeks dolar. Indeks dolar AS turun drastis, tetapi di sisi lain imbal hasil US Treasury 10 tahun naik tajam ke 2,3% bersama dengan imbal hasil Bund yang ke 0,67%.
“Akibatnya S&P 500 anjlok 1,44%,” kata Rangga.