Bisnis.com, JAKARTA— PT Toba Bara Sejahtra Tbk. (TOBA) memilih menjaga rasio profitabilitas di tengah rendahnya harga batu bara di pasar dunia, selain melakukan diversifikasi dengan masuk ke bisnis pembangkit listrik.
Direktur dan Corporate Secretary Toba Bara Sejahtra (TOBA) Pandu P. Syahrir mengatakan dengan sepinya permintaan maka tahun depan perseroan akan menurunkan volume produksi dan meningkatkan efisiensi, selain melakukan diversifikasi usaha.
“Cash cost kami turun terus dalam 2,5 tahun dan ke depannya sama. Kami efisiensi. Dari sisi margin justru menunjukkan perbaikan dan akan kami jaga di level yang sama seperti sekarang,” papar dia, Senin (9/11/2015).
Pandu menyebutkan margin EBITDA perseroan pada kuartal III/2015 berada di level 15,6%, naik dari posisi setahun sebelumnya yang sekitar 14,8%. Sementara, margin laba kotor perseroan tumbuh dari 17,05% menjadi 19,18%.
Selama sembilan bulan pertama 2015, pendapatan perseroan merosot 31,09% secara year-on-year dari sebelumnya US$389,73 juta. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga anjlok 44,07% menjadi US$9,53 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$17,04 juta.
Adapun cash cost perseroan menyusut dari US$53,4 juta pada kuartal III/2013 menjadi US$41,2 juta pada kuartal III/2015.
Tahun ini, TOBA menargetkan produksi sebesar 6 juta-8 juta ton. Per September 2015, perusahaan sudah menghasilkan 4,5 juta ton batu bara dan menjual 4,8 juta ton. Perseroan mengklaim telah mengamankan sebagian besar target penjualan hingga kuartal IV/2016.
Meski belum bersedia menyebutkan target produksi dan penjualan tahun depan, Pandu mengakui pihaknya akan memangkas volume produksi. “Nanti kita lihat jadi berapa,” tukas dia.