Bisnis.com, JAKARTA -- Harga surat utang negara diperkirakan bergerak bervariasi pada Kamis, (29/10/2015), sebagai respon atas putusan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS.
Pada Rabu waktu setempat, Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS kembali memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada level 0,00%-0,25%. Putusan ini serupa dengan perkiraan pelaku pasar seiring dengan pertumbuhan sektor tenaga kerja yang melambat serta angka inflasi yang masih di bawah target.
Namun, the Fed menyampaikan adanya perbaikan di sektor belanja rumah tangga serta investasi bisnis sehingga masih terbuka peluang penaikan suku bunga acuan pada 15-16 Desember, dengan tetap memperhatikan perbaikan di sektor tenaga kerja serta tingkat inflasi yang mencapai target dari Bank Sentral AS.
I Made Adi Saputra, analis Fixed Income MNC Securities, menilai kondisi tersebut dalam jangka pendek akan berdampak pada volatilitas yang terjadi di pasar SUN.
Imbal hasil US Treasury pada perdagangan semalam naik sebagai respon atas putusan Bank Sentral AS. Hal itu mengindikasikan pelaku pasar mulai berhati-hati dalam merespon putusan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS.
Made mengatakan arah pergerakan harga SUN pada perdagangan Kamis, (29/10/2015), masih akan ditentukan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Rupiah yang mengalami pelemahan terhadap dolar AS akan membuka peluang terjadinya koreksi harga SUN di pasar sekunder," katanya dalam riset yang terbit Kamis, (29/10/2015).
Secara teknikal, harga SUN masih berada pada area konsolidasi, mengindikasikan bahwa harga SUN masih akan bergerak pada rentang harga yang terbatas dengan kecenderungan bergerak mendatar (sideways).
"Dengan kondisi tersebut kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan menerapkan strategi trading jangka pendek memanfaatkan volatilitas pergerakan harga SUN," tutur Made.
Dengan minimnya data ekonomi yang akan dirilis pada pekan ini, maka Made memperkirakan investor masih cenderung menahan diri bertransaksi di pasar sekunder sambil menanti rilis data ekonomi pada pekan depan. Data itu yakni angka inflasi Oktober 2015 serta data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2015.