Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (28/10/2015) berfluktuasi menjelang diumumkannya besaran Fed Rate.
"Volatilitas rupiah akan tetap tinggi dengan kecenderungan pelemahan, paling tidak hingga pengumuman FOMC meeting dini hari nanti (Kamis WIB),” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (28/10/2015).
Dikemukakan data ekonomi AS maupun Zona Euro yang diumumkan tadi malam sama-sama memburuk, tetapi pasar global masih fokus ke hasil FOMC meeting yang datang dini hari esok.
Data ekonomi AS, terutama inflasi, yang walaupun masih jauh di bawah harapan tidak sepenuhnya menghalangi harapan kenaikan suku bunga AS.
Spekulasi dinaikkannya Federal Funds Rate masih ada, sehingga mempertahankan kekhawatiran di pasar global.
Sementara itu, ujarnya, rupiah menguat walaupun tipis hingga Selasa sore. Walaupun mayoritas mata uang di Asia ditutup melemah terhadap dolar. Tetapi penguatan rupiah tidak dibarengi oleh penguatan SUN dan IHSG.
Penundaan kenaikan Fed Rate, ujarnya, mungkin bisa mengoreksi sentimen pelemahan pada rupiah. Walaupun itu hanya akan sementara, hingga FOMC meeting berikutnya pada 15-16 Desember 2015.