Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (26/10/2015) akan merespons pemagkasan suku bunga PBoC.
"Sentimen penguatan rupiah berpeluang berlanjut pada hari ini, walaupun perlu diperhatikan bahwa dalam waktu dekat investor akan juga fokus ke indikator fundamental domestik,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (26/10/2015).
Rangga mengatakan rupiah bersama mata uang lain di Asia pada perdagangan Jumat justru menguat cukup tajam, di tengah penguatan indeks dolar merespons rencana stimulus tambahan bank sentral Eropa (ECB).
Tidak hanya kurs, tambahnya. indeks saham dan obligasi juga menguat cukup tajam di hari yang sama.
“Dalam waktu dekat investor akan juga fokus ke indikator fundamental domestik seperti inflasi Oktober 2015, PDB kuartal III/2015 serta CAD kuartal III/2015. The Fed yang tidak menaikkan suku bunga bisa jadi faktor positif juga,” kata Rangga.
Dikemukakan setelah ECB dan BoJ mengedepankan kekhawatiran mereka terhadap laju perekonomian serta inflasi yang jauh lebih rendah dari target, giliran PBoC yang justru mengambil langkah lebih tegas dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25bps. Tak lama setelah PDB kuartal III/2015 diumumkan melambat ke bawah 7% YoY.
Pasar Asia pada perdagangan Jumat dibuka dengan sentimen penguatan yang hebat merespons rencana ECB menggelontorkan stimulus tambahan.
“Hari ini sentimen positif tersebut bisa berlanjut dengan PBoC yang memangkas suku bunga. FOMC meeting minggu ini jadi fokus berikutnya,” kata Rangga.