Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (23/10/2015) akan merespons positif isi paket kebijakan ekonomi V yang telah dirilis kemarin.
"Rupiah mungkin bisa melanjutkan sentimen penguatannya pada hari ini," kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (23/10/2015).
Rangga mengatakan penguatan rupiah kemarin di saat dolar cukup kuat di Asia. Penguatan tersebut terjadi menjelang diumumkannya paket kebijakan ekonomi V yang kembali diluncurkan, untuk mendorong laju perekonomian yang sedang melambat.
Bersama dengan sentimen positif dari ECB yang mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga serta penambahan stimulus.
Akan tetapi, ujarnya, kekhawatiran terhadap hasil FOMC meeting bisa segera datang, dan mengoreksi penguatan tersebut.
“Secara umum volatilitas rupiah masih akan tinggi di tengah rentetan keputusan bank sentral negara maju hingga minggu depan,” kata Rangga.
Dikemukakan ECB memang mempertahankan suku bunganya di 0,05% semalam, tetapi pernyataan Mario Draghi menunjukkan pesimisme terhadap pertumbuhan dan inflasi.
Draghi menambahkan bahwa jika situasi memburuk, bukan tidak mungkin ECB Rate kembali dipangkas dan target stimulus yang 1triliun euro diperbesar.
Euro langsung melemah tajam 2,4% malam tadi, diikuti oleh yield obligasi Jerman yang turun 7 bps.
Di sisi lain, selain didukung data penjualan rumah yang naik, indeks dolar berhasil naik tajam 1,4%.
“Pasca ECB meeting, fokus akan mulai beralih ke FOMC meeting 28-29 Oktober mendatang. Indeks manufaktur Jepang, Zona Euro dan AS akan datang hari ini, semuanya diperkirakan memburuk,” kata Rangga