Bisnis.com, JAKARTA -- Data ekonomi Amerika Serikat akan memengaruhi pergerakan bursa saham global pekan depan. Data itu, a.l. pendapatan personal dan penjualan rumah.
"Data tersebut akan menjadi alasan the Fed mengenai (penaikan atau mempertahankan) suku bunga," kata analis PT Reliance Securities Tbk. Lanjar Nafi, Minggu (27/9/2015).
Bursa Asia kembali bergerak mixed dengan pelemahan indeks saham Jepang dan China. Koreksi terjadi di tengah depresiasi mata uang beberapa negara Asia setelah the Fed berkomitmen tetap mengerek suku bunga akhir tahun. Permintaan dolar Amerika Serikat kian meningkat.
Indeks harga saham gabungan ditutup melemah 0,83% pada level 4.209,43, dipimpin kembali oleh sektor komoditas.
Rupiah pun sempat menyentuh Rp14.727 per dolar AS pada perdagangan. Bersamaan dengan itu, aksi jual bersih investor asing mencapai Rp520,76 miliar. Dengan demikian, hingga 25 September (year to date), capital outflow telah mencapai Rp6,68 triliun.
"IHSG masih akan kembali tertekan menguji level support 4.100-4.200 dengan range resistance 4.177-4.270," kata Lanjar memprediksi pergerakan IHSG Senin (28/9).