Bisnis.com, JAKARTA— Imbal hasil surat utang negara kembali naik pada Senin pagi (21/9/2015), seiring depresiasi tajam rupiah di pasar spot.
Data dari Bloomberg menunjukkan yield SUN FR70 kembali meningkat, naik 7 basis poin ke 9,015% pada pukul 10.45 WIB. Harga SUN bertenor 9 tahun tersebut turun 0,42% ke 96,256.
Imbal hasil SUN kembali terkerek setelah anjlok lebih dari 50 basis poin pada 2 hari terakhir pekan lalu, sebelum dan setelah keputusan The Fed menunda penaikan suku bunga acuan.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas mengatakan perdagangan SUN tidak bisa lepas dari tekanan depresiasi rupiah dan proyeksi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dia menjelaskan Keputusan The Fed menunda penaikan Fed Fund Rate, akhir pekan lalu sempat menekan yield obligasi pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Namun, imbal hasil SUN RI sulit melanjutkan penurunan karena investor mempertimbangkan risiko nilai tukar dan kinerja ekonomi yang di bawah harapan.
“Ruang untuk yield terus turun masih ada walaupun hal itu akan dibatasi rupiah yang sepertinya belum akan menguat signifikan, aliran dana asing keluar dari IHSG masih cukup deras akibat prospek pertumbuhan ekonomi
yang belum juga membaik,” kata Nico.
Nico memperkirakan hari ini rupiah masih akan menekan pergerakan SUN di pasar sekunder.
Rupiah hari ini sempat merosot hingga 92 poin ke Rp14.466 per dolar AS. Pada pukul 10.45 WIB, rupiah terdepresiasi 79 poin atau 0,55% ke Rp14.453 per dolar AS.
Pergerakan SUN Seri FR70 di Pasar Sekunder
Tanggal | Harga | Yield (%) |
21/9/2015 | 96,256 (-0,42%) | 9,015 |
18/9/2015 | 96,665 (+1,75%) | 8,944 |
17/9/2015 | 95,002 (+1,34%) | 9,237 |
16/9/2015 | 93,750 (-0,37%) | 9,462 |
sumber: Bloomberg