Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Rights Issue Tahun Ini Sulit Lampaui Tahun Lalu

Meski nilai penerbitan saham baru sepanjang tahun ini sudah mendekati penerbitan sepanjang tahun lalu, penerbitan tahun ini diprediksi tidak akan melampaui kinerja tahun lalu.nn
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar
Bursa Efek Indonesia/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Meski nilai penerbitan saham baru sepanjang tahun ini sudah mendekati penerbitan sepanjang tahun lalu, penerbitan tahun ini diprediksi tidak akan melampaui kinerja tahun lalu.

PT Bursa Efek Indonesia merilis, sejak awal tahun hingga saat ini terdapat 14 emiten yang menerbitkan saham baru (rights issue) senilai total Rp31,68 triliun.

BEI mencatat, pencatatan saham tambahan sepanjang Januari 2015 hingga 11 September 2015 (year-to-date) dengan fund rise mencapai Rp31,68 triliun. Nilai tersebut 19,22% di bawah total perolehan nilai rights issue dari 22 emiten dengan jumlah Rp39,22 triliun sepanjang tahun lalu.

Bila dicermati, penerbitan rights issue tahun ini terbilang sepi dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya, besarnya nilai penerbitan sepanjang tahun ini yang mencapai Rp31,68 triliun itu ditopang oleh penerbitan saham emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Perseroan melakukan aksi rights issue dengan nilai Rp26,7 triliun.

Emiten berkode saham HMSP itu menjadi penerbit terbesar kedua sepanjang sejarah setelah PT Bakrie & Brothers Tbk. Pada 31 Maret 2008 silam, BNBR mencatatkan saham baru hasil rights issue dengan nilai Rp40,12 triliun.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan penerbitan obligasi sepanjang tahun ini relatif sepi. Menurutnya, hanya HMSP yang seolah-olah membuat kinerja rights issue tahun ini menjadi cemerlang. Padahal, HMSP pun melakukan hal tersebut seiring dengan kewajiban free float saham.

Awalnya, sejumlah pihak menilai bahwa penerbitan rights issue tahun ini bakal ramai seiring dengan rights issue oleh Badan Usaha Milik Negara. “ Namun, PMN dari pemerintah terlambat, jadinya rights issue juga belum bisa dilakukan,” kata Hans kepada Bisnis,  Rabu (16/9).

Penyebab minimnya perusahaan yang melakukan rights issue tahun ini juga disebabkan oleh kondisi pasar saham yang kurang mendukung. Ditambah, isu global mendekati pertemuan The Fed terkait kenaikan suku bunga bank sentral AS. “Sehingga ketidakpastian di pasar. Sejumlah emiten mengurungkan niat untuk rights issue,” tambahnya.

Dia memprediksi, di sisa waktu tahun ini penerbitan rights issue tidak akan banyak lantaran sejumlah factor tersebut. “Agak sulit kalau untuk melampaui tahun lalu ya, perusahaan juga takut rugi kalau harganya nanti di bawah pasar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper