Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah merosot 94 poin atau melemah 0,66% ke Rp14.266 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (7/9/2015) rupiah melemah 53 poin atau 0,37% ke Rp14.225/US$.
Rupiah merosot 94 poin atau melemah 0,66% ke Rp14.266 per dolar AS di penutupan perdagangan pasar spot.
Rupiah telah terdepresiasi 85 poin atau turun 0,6% ke Rp14.257 per dolar AS ketika perdagangan bursa saham memasuki jeda siang.
“Shock pasar global akibat devaluasi yuan semakin mereda, tetapi pesimisme terhadap pertumbuhan bertahan. Paling tidak IMF dan ECB setuju prospek pertumbuhan tidak akan sebaik yang diperkirakan. Harga komoditas mulai berhenti turun tetapi belum kembali ke level sebelum shock. Fokus investor semakin mengarah ke FOMC meeting 15-16 Sep . Walaupun Fed Rate diharapkan tetap, volatilitas tinggi di pasar negara berkembang diperkirakan bertahan. Neraca perdagangan dan inflasi China serta PDB Zona Euro akan menjadi konfirmasi pertumbuhan selanjutnya minggu ini. Dollar index berpeluang kuat menjelang FOMC meeting,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (7/9/2015).
Rupiah telah terdepresiasi 85 poin atau turun 0,6% ke Rp14.257 per dolar AS ketika perdagangan bursa saham memasuki jeda siang.
Kurs tengah Bank Indonesia melemah ke Rp14.234 per dolar AS pada Senin (7/9/2015). Kurs jual menembus Rp14.300/US$.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menembus level Rp14.200 pada Senin (7/9/2015).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor di Rp14.234 per dolar AS, terdepresiasi 56 poin atau melemah 0,39% dari kurs Jumat.
Rupiah juga merosot signifikan di pasar spot, diperdagangkan melemah 0,52% atau turun 73 poin ke Rp14.245 per dolar AS pada pukul 10.04 WIB.
Rangga Cipta, Ekonom dari Samuel Sekuritas, mengatakan rupiah sulit menguat meski indeks dolar akhir pekan lalu melemah seiring rilis data tenaga kerja yang berada di bawah ekspektasi.
“Isu perlambatan ekonomi domestik juga memperburuk daya tarik rupiah terutama setelah angka pertumbuhan kredit diumumkan kembali melambat di Agustus,” katanya.
Investor, menurut Rangga, juga menunggu angka cadangan devisa yang rencananya diumumkan hari ini. Penurunan drastis pada cadev bisa menekan rupiah merosot lebih tajam.
Sementara itu, Standard & Poor menyatakan rupiah lebih rentan terhadap hantaman pelarian modal dibandingkan ringgit.
Rupiah dinyatakan lebih rentan meski ringgit dalam beberapa pekan terakhir adalah mata uang dengan kinerja paling buruk di Asia akibat sentimen gejolak politik dan penurunan harga komoditas.
“Malaysia memiliki pasar modal yang lebih dalam, jadi di sana ketergantungan terhadap modal asing lebih rendah. Indonesia lebih rentan terhadap pergerakan arus modal masuk dan ke luar. Kami cemas atas cadev Indonesia,” kata Kyran Curry dari S&P kepada Bloomberg.
Mata uang di Asia Tenggara mayoritas melemah, hanya dolar Singapura yang menguat (+0,04%), sementara itu baht Thailand stagnan.
lainnya melemah yaitu peso Filipina (-0,3%), ringgit Malaysia (-1,01%), dan rupiah melemah 0,41% ke Rp14.231/US$
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (7/9/2015) masih tertekan.
“Rupiah berpeluang mempertahankan tekanan pelemahannya,“ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (7/9/2015).
Dikemukakan rupiah masih tertekan oleh penguatan dolar di pasar global bersama dengan pelemahan mata uang lain di Asia.
“Isu perlambatan ekonomi domestik juga memperburuk daya tarik rupiah, terutama setelah angka pertumbuhan kredit diumumkan kembali melambat di Agustus,” kata Rangga.
Walaupun perlambatan bisa mendukung kestabilan neraca transaksi berjalan, ujarnya, jika itu juga berarti prospek buruk investasi di IHSG, aliran dana asing yang ke luar tetap akan mendorong pelemahan rupiah.
Rangga mengatakan pelemahan rupiah juga akan mengurangi daya tarik aset lain berdenominasi rupiah.
Yield SUN kembali naik hingga Jumat sore, walaupun ekspektasi inflasi global terus turun seiring dengan penurunan harga komoditas.
“Angka cadangan devisa ditunggu awal minggu ini. BI mengatakan level saat ini cukup aman, tetapi jika turun drastis kenyamanan investor asing akan terganggu,” kata Rangga.
NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) memperkirakan kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (7/9/2015) bergerak pada rentang Rp14.174-Rp 14.187.
Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Senin (7/9/2015) rupiah melemah 53 poin atau 0,37% ke Rp14.225/US$.
Bagaimana pergerakan rupiah selanjutnya? Ikuti lajunya secara live hingga penutupan.
Senin, indeks dolar As dibuka melemah 0,05% ke 96,178
Jumat, indeks dolar AS ditututup melemah 0,18% ke 96,229
Bloomberg Dollar Index mengemukakan pada Jumat (4/9/2015) rupiah ditutup melemah 2 poin atau 0,01% ke Rp14.172 per dolar AS.