Bisnis.com, JAKARTA— Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menembus level Rp14.200 pada Senin (7/9/2015).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor di Rp14.234 per dolar AS, terdepresiasi 56 poin atau melemah 0,39% dari kurs Jumat.
Rupiah juga merosot signifikan di pasar spot, diperdagangkan melemah 0,52% atau turun 73 poin ke Rp14.245 per dolar AS pada pukul 10.04 WIB.
Rangga Cipta, Ekonom dari Samuel Sekuritas, mengatakan rupiah sulit menguat meski indeks dolar akhir pekan lalu melemah seiring rilis data tenaga kerja yang berada di bawah ekspektasi.
“Isu perlambatan ekonomi domestik juga memperburuk daya tarik rupiah terutama setelah angka pertumbuhan kredit diumumkan kembali melambat di Agustus,” katanya.
Investor, menurut Rangga, juga menunggu angka cadangan devisa yang rencananya diumumkan hari ini. Penurunan drastis pada cadev bisa menekan rupiah merosot lebih tajam.
Sementara itu, Standard & Poor menyatakan rupiah lebih rentan terhadap hantaman pelarian modal dibandingkan ringgit.
Rupiah dinyatakan lebih rentan meski ringgit dalam beberapa pekan terakhir adalah mata uang dengan kinerja paling buruk di Asia akibat sentimen gejolak politik dan penurunan harga komoditas.
“Malaysia memiliki pasar modal yang lebih dalam, jadi di sana ketergantungan terhadap modal asing lebih rendah. Indonesia lebih rentan terhadap pergerakan arus modal masuk dan ke luar. Kami cemas atas cadev Indonesia,” kata Kyran Curry dari S&P kepada Bloomberg.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
5 September | Rp14.234 |
4 September | Rp14.178 |
3 September | Rp14.160 |
2 September | Rp14.127 |
1 September | Rp14.081 |
Sumber: Bank Indonesia