Bisnis.com, JAKARTA—Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) meneruskan tren pelemahan, terdepresiasi 18 poin pada Jumat (4/9/2015).
Data yang diterbitkan BI pagi ini menempatkan Jisdor di Rp14.178 per dolar AS, terdepresiasi 18 poin atau melemah 0,13% dari kurs kemarin.
Rupiah juga melemah di pasar spot, diperdagangkan melemah 0,09% atau turun 13 poin ke RP14.183 per dolar AS pada pukul 10.10 WIB.
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan rupiah sulit keluar dari tekanan dolar Amerika Serikat yang semakin kuat setelah rilis data ekonomi AS dan rencana ekspansi stimulus moneter Eropa.
“Ketika dolar turun, dolar tetap kuat di Asia karena sumber masalah berada di China. Secara umum, faktor pendorong pelemahan rupiah lebih banyak dari faktor pendorong penguatan,” kata Rangga.
Pemerintah AS kemarin mengumumkan penurunan defisit neraca perdagangan dari US$43,84 miliar menjadi US$41,86 miliar. Adapun indeks PMI Komposit AS naik dari 55 menjadi 55,7.
European Central Bank kemarin juga mengumumkan ekspansi stimulus moneter. Kepemilikan obligasi oleh ECB kini bisa ditingkatkan hingga 33% tiap seri, dari sebelumnya dibatasi 25%.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
4 September | Rp14.178 |
3 September | Rp14.160 |
2 September | Rp14.127 |
1 September | Rp14.081 |
31 Agustus | Rp14.027 |
Sumber: Bank Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel