Bisnis.com, JAKARTA—Perdagangan surat utang negara (SUN) di pasar sekunder makin terpengaruh pergerakan rupiah, seiring tingkat inflasi global yang rendah.
Data dari Bloomberg menunjukkan obligasi pemerintah RI bertenor 10 tahun (FR56) turun 0,12% di pasar sekunder pada pukul 11:15 WIB dengan yield di 8,851%, naik 2 basis poin.
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan saat ini korelasi pergerakan SUN dengan rupiah sangat erat.
Nilai tukar rupiah jauh lebih berpengaruh dibandingkan dengan yield obligasi global dan tingkat inflasi domestik.
Pada perdagangan kemarin, jelas Nico, yield hampir semua seri SUN naik seiring dengan depresiasi rupiah.
“Cermati terus pergerakan rupiah yang akan memberikan refleksi kepada pasar obligasi,” katanya.
Nico memperkirakan SUN hari ini akan bergerak melemah terbatas setelah pagi tadi di level yang lebih rendah dari level perdagangan kemarin.
Rupiah pagi tadi dibuka melemah 0,04% ke Ro14.176 per dolar AS dan diperdagangkan merosot 0,09% atau terdepresiasi 13 poin ke Rp14.183 per dolar AS pada pukul 11:21 WIB.