Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (23/7/2015) masih dalam tekanan.
“(Diharapkan) pelemahan dolar bisa bantu kurangi tekanan terhadap rupiah hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Jumat (24/7/2015).
Dikemukakan euro menguat tajam hingga pagi ini, merespons parlemen Yunani yang mendukung persyaratan pemberi kredit.
Di sisi lain, ujarya, data initial jobless claims AS yang turun ke titik terendah semenjak 1973, gagal mendorong penguatan dolar. Di saat bersamaan rilis laporan keuangan perusahaan AS kuartal II/2015 memburuk.
“Dollar index dan yield US Treasury sama-sama turun tajam hingga pagi ini,” kata Rangga.
Dikemukakan rupiah mencapai level terlemah, dan Bank Indonesia masih menjaga volatilitas.
“Buruknya performa perusahaan AS, mungkin dapat memberikan bantuan untuk rupiah yang hingga kemarin sore tertekan ke titik terlemah semenjak 17 tahun terakhir,” kata Rangga.
Rupiah melemah bersama mata uang lain dan juga indeks harga saham gabungan (IHSG).
Rangga mengatakan harapan inflasi yang akan turun, masih membantu penguatan SUN, walaupun hanya tipis.
"Kenaikan bea masuk untuk berbagai barang impor bisa baik untuk produsen domestik, tetapi jika itu membangkitkan ketakutan pada pemerintah yang proteksionis, dalam jangka pendek pengaruhnya bisa negatif untuk aliran dana asing,” kata Rangga.