Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (9/7/2015) mendapat sentimen positif dari sikap bank sentral AS Federal Reserve saat umumkan FOMC Minutes.
“Tekanan jual pada aset rupiah berpeluang berlanjut, walaupun keengganan menaikkan bunga yang ditunjukkan oleh the Fed semalam, bisa membantu rupiah lebih kuat,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (9/7/2015).
Yield obligasi Yunani 10 tahun naik tajam hingga 19%, sebelum akhirnya stabil, setelah Yunani mengajukan proposal pinjaman yang baru yang semakin mendekati kemauan pemberi kredit.
Rangga mengatakan rilis notulensi FOMC meeting Juni juga meredakan kekhawatiran global mengenai kenaikan suku bunga the Fed.
Selain masih menunggu data ekonomi AS membaik, ujarnya, Fed memberikan tanda masalah Yunani dan perlambatan China dapat ikut memengaruhi keputusan kenaikan suku bunga acuan.
“Menyusul berita itu dollar index melemah bersama dengan yield,” kata Rangga.
Dikemukakan isu Yunani yang masih meningkatkan kekhawatiran global, juga akhirnya mendorong kenaikan yield SUN serta penurunan IHSG hingga Rabu sore.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan oleh World Bank serta, ambruknya pasar saham China, juga turut serta mempertahankan sentimen negatif di pasar domestik.