Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (29/6/2015) akan dibayangi sentimen Yunani.
“Permintaan safe-haven naik, rupiah bisa tertekan,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta , dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (29/6/2015).
Kisruh utang Yunani, ujarnya, diperkirakan memengaruhi pasar Asia pagi ini, termasuk rupiah.
Dikemukakan rupiah yang menguat tipis di perdagangan Jumat, berpeluang kembali tertekan hari ini bersama mata uang lain di Asia. Seiring dengan meningkatnya permintaan dolar di pasar global.
Apalagi inflasi Juni yang akan diummkan pada awal Juli, diperkirakan naik hingga 7,4—7,5% YoY, sehingga berpeluang menambah sentimen negatif bagi rupiah.
Rangga mengatakan Yunani menolak persyaratan tambahan yang diajukan Troika, sebagai syarat kucuran dana bantuan lanjutan.
“Dengan jatuh tempo utang yang datang pada 30 Juni, kepanikan mulai melanda baik pasar keuangan Yunani maupun global,” kata Rangga.
Pemerintah Yunani, ujarnya, menutup pelayanan perbankan sembari mengatakan simpanan masyarakat dalam keadaan aman.
“Pemerintah Siprus pernah juga melakukan hal yang sama di 2013 untuk mencegah bank-run, yang bisa menyebabkan krisis keuangan,” kata Rangga.
Euro, tambahnya, langsung anjlok terhadap dolar pagi ini seiring dengan mulai naiknya yield obligasi Yunani 10 tahun ke kisaran 11%—12%.