Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI BURSA: 'Awan Hitam Yunani' Masih Menggelayuti Indeks Pekan depan

Indeks harga saham gabungan pekan ini kembali gagal menembus level 5.000, dan justru terpeleset 1,24% dalam sepekan. Adapun, masalah utang Yunani dinilai sebagai faktor penyebab dan diprediksi masih akan jadi sentimen hingga pekan depan.
Dua wanita melintasi papan bursa/Reuters
Dua wanita melintasi papan bursa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan pekan ini kembali gagal menembus level 5.000, dan justru terpeleset 1,24% dalam sepekan. Adapun, masalah utang Yunani dinilai sebagai faktor penyebab dan diprediksi masih akan jadi sentimen hingga pekan depan.

Indeks harga saham gabungan pada perdagangan Jumat (26/6/2015) ditutup naik tipis 0,06% ke level 4.923,01.Indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup lebih rendah 1,24% dari akhir pekan lalu, kembali mencatatkan pelemahan mingguan setelah berhasil menguat 1% sepanjang pekan lalu.

Sentimen optimisme Yunani yang sempat mendongkrak pergerakan saham global sepanjang minggu ini tidak mampu mendorong IHSG bergerak di zona hijau.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran mandiri mengatakanpada awal pekan indeks ditutup positif seiring sentimen positif dari Yunani yang mulai mengajukan proposal baru. Namun, penguatan tersebut tidak berlanjut pada hari berikutnya lantaran ada kabar kreditur menolak proposal Yunani tersebut.

“Kalau dilihat, sentimen ini menyebabkan kekhawatiran hampir di pasar saham seluruh dunia, begitu juga dengan IHSG yang akhirnya melemah. Beruntung pada penutupan perdagangan Jumat sempat positif,” kata Hans kepada Bisnis.com, Jumat (26/6/2015).

Selain faktor Yunani, Amerika Serikat yang merevisi pertumbuhan ekonomi dari -0,7% menjadi 0,2% turut membuat pasar saham emerging market tertekan. Pasalnya, pengumuman itu menimbulkan spekulasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga paling tidak September ini. “Ini jadi ikut menekan.”

Pada pekan depan, indeks masih akan diwarnai oleh sentimen dari Yunani seiring semakin dekatnya jatuh tempo utang Yunani. Bila Yunani gagal bayar, maka Yunani bisa default yang pada akhirnya harus keluar dari zona Euro dan mencetak uang sendiri.

“Ini dikhawatirkan akan terjadi goncangan dunia. Bahkan, Janet Yellen bilang ini bisa menyebabkan krisis. Namun ada rumor Yunani akan dibantu China dan Rusia, semoga bisa diselamatkan meski baru rumor,” tambahnya.

Selain dari global, investor juga menunggu rilis data inflasi Juni yang diprediksi naik 0,5%-0,6%. “Bulan puasa inflasi lebih tinggi sehingga mendorong inflasi tahunan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper