Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (22/6/2015) menunggu perkembangan dari perundingan utang Yunani.
“Hari ini, belum adanya kemajuan pada perundingan utang Yunani berpeluang menekan rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta , dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (2/6/2015).
Dikemukakan tekanan terhadap indeks dolar index yang berasal dari keputusan banks entral AS the Fed, untuk menunda kenaikan suku bunga serta memangkas ekspektasi PDB AS di 2015, masih terasa.
Walaupun pelemahan indeks dolar yang tajam, tertahan oleh tingginya permintaan atas aset safe-haven yang dipicu oleh meningkatnya potensi ke luarnya Yunani dari Zona Euro.
“Shock di pasar global dipercaya akan terjadi jika Yunani benar-benar keluar dari Zona Euro. Saat ini belum ada kesepakatan yang tercapai di antara pihak-pihak yang berunding, tetapi Yunani telah mengajukan proposal baru,” kata Rangga.
Sementara itu, ujarnya, euforia merespons keputusan the Fed masih terasa di pasar keuangan domestik, terlihat dari IHSG dan SUN yang perlahan menguat.
Akan tetapi, ujarnya, terlihat sentimen negatif terhadap prospek pertumbuhan dan kinerja pemerintahan Jokowi mulai mencegah sentimen positif untuk bertahan lama.
“Secara umum rupiah masih akan tertekan di sepanjang Juni seiring dengan tingginya permintaan dolar,” kata Rangga.