Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Kamis (17/6/2015) masih dibayangi tekanan.
“Angka penjualan mobil kembali turun tajam, menunjukkan pertumbuhan ekonomi akan tetap rendah di 2Q15. Sehingga saat ini arus ke luar dari pasar keuangan cenderung untuk menekan rupiah,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (17/6/2015).
Pasar global, ujarnya, masih mengamati perkembangan negosiasi Yunani, dan menunggu hasil dari pertemuan FOMC besok pagi.
Dikemukakan dolar sedikit lebih tinggi, setelah AS angka penjualan rumah naik dan meningkatnya permintaan untuk aset safe haven, karena meningkatnya ekspektasi ke luarnya Yunani dari Zona Euro.
“Selain hasil pertemuan FOMC, inflasi Zona Euro diperkirakan akan diumumkan sore ini semakin tinggi,” kata Rangga.