Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (20/5/2015) berpeluang tertekan hingga akhir perdagangan.
“Rupiah berpeluang tertekan hari ini dengan dollar index yang semakin kuat,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (20/5/2015).
Dikemukakan jika pernyataan yang dovish dari notulensi FOMC dini hari nanti, Kamis WIB (21/5/2015), bisa mengembalikan sentimen pelemahan dolar di pasar global.
Rangga mengatakan indeks dolar menguat tajam menjelang rilis notulensi FOMC meeting dini hari nanti. Penguatan dolar terutama dipicu oleh membaiknya angka building permits serta housing starts AS.
Membaiknya neraca perdagangan Zona Euro gagal, membawa sentimen penguatan ke euro, setelah angka inflasi belum berhasil beranjak dari 0% YoY. Pengumuman ECB untuk memperbesar jumlah pembelian obligasi 2 bulan ke depan juga berhasil menekan euro.
Pada perdagangan kemarin, tambahnya, rupiah melemah semenjak pembukaan bersama dengan mata uang lain di Asia. Namun berhasil menguat di penghujung hari, setelah BI Rate diumumkan tetap.
BI tidak memangkas BI rate tetapi meluncurkan kebijakan makroprudensial, untuk mendorong pertumbuhan pinjaman yang lebih cepat.
“Pernyataan BI menunjukkan kekecewaan terhadap pertumbuhan di kuartal I/2015, dan seakan menyalahkan rendahnya serapan anggaran infrastruktur pemerintah,” kata Rangga.