Bisnis.com, JAKARTA- Rata-rata total nilai transaksi perdagangan perusahaan efek sepanjang kuartal I/2015 tumbuh sekitar 16,69% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini diprediksi masih berlanjut pada kuartal II tahun ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Maret 2015, nilai transaksi 20 perusahaan sekuritas dengan nilai transaksi terbesar sepanjang kuartal I/2015 tercatat mencapai Rp529,76 triliun. Nilai tersebut meningkat sekitar 16,69% dari perolehan sepanjang kuartal I/2014 yang senilai Rp453,99 triliun.
Beberapa sekuritas mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan, seperti PT UBS Securities Indonesia yang mencapai Rp46,72 triliun atau tumbuh hingga 42,17% dari Rp32,86 triliun.
Selain itu, empat perusahaan efek pelat merah dan anak usaha, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Securities, PT Bahana Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas juga mengalami pertumbuhan total nilai transaksi sepanjang kuartal I/2015.
Budi Frensidy, pengamat pasar modal Universitas Indonesia mengatakan kenaikan total transaksi perdagangan sekuritas didorong oleh meningkatnya rata-rata transaksi perdagangan harian di pasar saham. Menurutnya, dalam beberapa waktu nilai transaksi harian pada 2015 sempat melesat kembali di atas Rp6 triliun.
“Saya pikir ini karena saat ini masih ada arus dana asing masuk, mereka relatif investor jangka pendek, masuk terus karena belum ada kepastian kenaikan suku bunga the Fed, dana pensiun dan asuransi masih terus meningkatkan portofolionya di pasar saham,” kata Budi kepada Bisnis, pekan lalu (2/4/2015).
Dia menilai, peningkatan total nilai transaksi perdagangan perusahaan efek masih akan meningkat hingga kuartal II tahun ini. Namun, memasuki kuartal III, diprediksi mulai ada transaksi jual lantaran kekhawatiran kenaikan bunga The Fed.
“Bisa saja stabil dan terus bertahan, ini bagaimana domestik menyikapinya, sepanjang tahun ini, investor domestik banyak memainkan peran,” jelasnya.