Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

"Pasar Modal Indonesia Dikepung Spekulan"

Spekulan di pasar modal Indonesia dinilai masih cukup banyak sehingga dalam jangka pendek sangat mempengaruhi kondisi bursa.
Papan elektronik menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan./JIBI-Dwi Prasetya
Papan elektronik menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Spekulan di pasar modal Indonesia dinilai masih cukup banyak sehingga dalam jangka pendek sangat mempengaruhi kondisi bursa.

"Memang pasar modal khususnya di Indonesia, spekulan masih relatif signifikan," kata Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Joubert Maramis, sebagaimana dikutip Antara.

Joubert mengatakan kondisi itu tidak perlu dikhawatirkan jika kondisi emiten pada umumnya kuat atau kinerja keuangannya tinggi. Kalau itu terpenuhi, spekulan ataupun capital fly hanya akan sedikit karena investasi pasar modal berdasarkan aspek rasional atas trade off risk and return.

Menurutnya, investor cenderung menginvestasikan uangnya dalam saham, obligasi dan derivatif dalam jangka panjang dan jumlah yang relatif besar sehingga benefitnya jangka panjang.

Sedangkan spekulan, kebalikannya yaitu jangka pendek, mencari keuntungan dan relatif tidak besar per institusi atau perorangan dibanding investor.

Ia menjelaskan pendapatan (return) di pasar saham khususnya saham terdiri dari dua yakni capital gain dan deviden, kalau obligasi ada coupon rate, capital gain, dan maturity price.

Spekulan akan menjual menjual portofolio investasinya jika menganggap margin keuntungannya sudah melebihi dari return yang diharapkan, sedangkan investor akan jual portofolionya jika emiten berkinerja jelek.

Kalau suku bunga di Amerika Serikat (AS) naik namun return yang ditawarkan lebih baik di pasar modal Indonesia lebih tinggi untuk tingkat resiko yang sama maka tidak logis dana kembali atau ditanamkan di USA.

"Memang saat ini psikologi pasar lagi menurun, kurs yang melemah, kecenderungan terjadinya inflasi dan tidak stabilnya kondisi politik membuat tingkat resiko di pasar modal Indonesia secara psikologis meningkat".

Jika peningkatkan resiko ini tidak diimbangi oleh peningkatan return, katanya, maka logis kalau dana keluar dari Indonesia, karena investor takut rugi.

"Portofolio investasi di pasar modal itu tergantung tingkat risk and return serta preferensi atau perilaku atas risk and return investor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper