Bisnis.com, JAKARTA – Penurunan suku bunga acuan bakal jadi sentimen positif untuk seluruh sektor properti, meski baru-baru ini meruak kabar tentang pajak properti.
Setelah BI Rate dipangkas menjadi 7,5%, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah menawarkan special rate untuk kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 8,8% fixed untuk dua tahun dan 9,9% fixed untuk tiga tahun.
Liliana S. Bambang, Analis Mandiri Sekuritas, menilai ekspektasi puncak dari BI rate sudah priced in pada beberapa saham emiten berkapitalisasi besar seperti CTRA, SMRA, dan BSDE. Sebab, pergerakan saham tersebut sudah melampaui (outperformed) indeks, yaitu 10% year to date (y-t-d). APLN juga sudah outperformed indeks sebesar 33% y-t-d.
Meski begitu, beberapa saham seperti PWON (Buy, TP Rp620), CTRS (Buy, TP Rp3.600), dan LPCK (Buy, TP Rp12.300) masih tertinggal dibandingkan dengan emiten big-caps sejak awal tahun.
“Saat ini kami masih menilai pilihan yang lebih baik adalah saham yang masih tertinggal pertumbuhan gerak sahamnya. Risiko kunci terhadap sektor tersebut adalah ketidakpastian pajak properti,” tulis Liliana dalam riset singkat yang dikutip Bisnis.com, Sabtu (21/2/2015).