Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom CReco Research Institute Raden Pardede mengatakan pemerintah tidak bisa berbuat banyak terkait kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang saat ini terjadi. Namun, yang perlu dilakukan yakni menjaga agar tidak ada kepanikan.
Menurut dia BI tidak perlu intervensi berlebih, hanya perlu untuk menjaga volatiilitas agar tidak terlalu tinggi. "Seluruh mata uang dunia melemah terhadap dolar AS, kita ini siapa?" kata dia di Jakarta, Senin 915/12/2014).
Kurs tengah BI menurut the Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) ditutup Rp12.599 per dolar AS, melemah 1,34% dari posisi akhir pekan lalu.
BI dan OJK, sambungnya, tetap harus memperhatikan keadaan di pasar dan mampu meyakinkan pengusaha dan para pelaku ekonomi. Menurutnya, depresiasi rupiah saat ini paling kecil, apalagi dibandingkan Malaysia dan Singapura.
Kondisi saat ini memang terjadi akibat pemulihan ekonomi yang sangat kuat dari Amerika, ditunjukkan dengan data penciptaan lapangan kerja yang sangat kokoh. Di sisi lain, inflasinya pun rendah karena harga minyak turun sehingga mengakibatkan biaya mereka turun.
Jadi dengan tidak ada dampak inflasi, sementara perekonomian mereka kuat, itu mengakibatkan dolar AS menguat.