Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi Valas 2015 Lebih Variatif

-Direktur Surat Utang Negara (SUN) Loto Srinaita Ginting mengatakan penerbitan obligasi valas yang lebih variatif tahun depan dipacu oleh tingginya kebutuhan untuk menempatkan likuiditas berdenominasi yen dan euro di pasar.
Memantau layar surat utang negara/Bisnis
Memantau layar surat utang negara/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Direktur Surat Utang Negara (SUN) Loto Srinaita Ginting mengatakan penerbitan obligasi valas yang lebih variatif tahun depan dipacu oleh tingginya kebutuhan untuk menempatkan likuiditas berdenominasi yen dan euro di pasar.

“Ya kalau dulu kan porsi terbesar US dolar, sekarang sudah mulai terdistribusi ke yen,” kata Loto. Padahal pada saat yang bersamaan kepemilikan asing dalam instrumen surat utang dinilai sudah terlalu tinggi dengan persentase lebih dari 39%.

Di sisi lain, tahun depan instrumen yang disediakan khusus bagi pelaku pasar ritel hanya sukuk ritel (sukri) dan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).

Loto mengatakan seharusnya hal ini tak menciutkan persentase investor dalam negeri yang porsinya sudah kian turun. Pasalnya, menurutnya saat ini sudah banyak bank-bank yang menjual instrumen konvensional secara ritel.

Sementara, saat dimintai tanggapannya terkait hal ini Menkeu Bambang Brodjonegoro menyatakan tingginya kepemilikan asing memang menjadi perhatian khusus. “Ini memang menjadi concern, tapi kalau kita mau tinggi yang penting kita bisa menjaga supaya tidak terjadi reversal,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan tidak ada persentase berapa kepemilikan asing yang ideal. Adapun cara yang paling baik untuk meminimalisasi risiko pembalikan dana adalah dengan meningkatkan kedalaman pasar domestik. Namun, menurutnya langkah itu bukanlah pekerjaan mudah.

Pemerintah memang tengah mengembangkan sebuah sistem perdagangan elektronik yang bisa mendeteksi apakah investor di pasar surat utang berstatus warga negara Indonesia atau asing. Meski begitu, Loto mengatakan sistem tersebut belum tentu digunakan untuk membatasi kepemilikan asing dalam obligasi keluaran pemerintah.

Sejauh ini, sistem tersebut dikembangkan untuk meningkatkan transparansi harga dan transaksi di pasar surat utang. Menurutnya, alih-alih membatasi kepemilikan asing dengan sistem tertentu pemerintah bisa saja menerapkan holding period tertentu untuk mencegah pembalikan (reversal) secara tiba-tiba dan massal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper