Bisnis.com, JAKARTA—PT Fitch Ratings Indonesia menarik peringkat PT Bakrie Telecom Tbk di tengah proses restrukturisasi utang perseroan.
Analis Pertama Fitch Nitin Soni menjelaskan penarikan peringkat anak usaha Grup Bakrie itu disebabkan perusahaan memilih untuk tidak lagi berpartisipasi dalam proses pemeringkatan.
“BTEL saat ini sedang melakukan proses restrukturisasi dan tanpa adanya partisipasi lebih lanjut, Fitch tidak akan lagi mempunyai informasi yang cukup untuk memonitor peringkat perusahaan,”demikian tertulis dalam rilis Fitch, Senin (1/12/2014).
Oleh karena itu, Fitch tidak akan memberikan peringkat atau analisa terhadap perusahaan operator telekomunikasi tersebut.
Sebelum penarikan, Bakrie Telecom memiliki peringkat jangka panjang mata uang asing dan mata uang asing Issuer Default Rating (IDR) pada Restricted Default (RD). selain itu, peringkat obligasi senilai US$380 juta pada Mei 2015 mendapat peringkat utang C atau RR5.
Lembaga pemeringkat internasional itu berpendapat, perusahaan sedang dalam proses merestrukturisasi surat utang US$380 juta dan kewajiban terhadap kreditur.
Menurut Nitin, Fitch mengetahui perusahaan tidak lagi membayar hampir semua kreditur. Pengadilan Indonesia pun telah memerintahkan kepada perusahaan untuk merestrukturisasi komitmennya terhadap kreditur sebelum 9 Desember 2014.
Bakrie Telecom telah berhenti membayar US$380 juta surat utang yang jatuh tempo pada Mei 2015 dan sebagian pemegang surat utang telah menuntut perusahaan di pengadilan New York.
Fitch juga mengetahui Bakrie Telecom telah mendivestasikan spektrum, yang merupakan aset paling penting, kepada PT Smartfren Telecom Tbk untuk 1 miliar saham Smartfren atau 5,6% saham Smartfren setelah terdilusi.
Bakeri Telecom sekarang beroperasi sebagai mobile virtual network operator (MVNO) dan menyewa spektrum dari Smartfren untuk memberikan layanan kepada pelanggannya yang tersisa.