Bisnis.com, BANDUNG—Calon investor di Jabar dan Bandung pada khususnya dinilai sudah familiar dengan instrumen investasi obligasi negara ritel (ORI) dibandingkan dengan produk investasi lain.
Kepala Kantor BEI Bandung Gilman Pradana Nugraha menyatakan penjualan melalui 18 bank umum dan tiga perusahaan sekuritas turut meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap ORI011 karena masing-masing berlomba untuk menawarkan investasi ini.
“Sehingga pertanyaannya bukan lagi ORI itu apa? Tetapi menanyakan kapan ORI ditawarkan dan bagaimana ketentuan ORI yang baru, berapa besar pajaknya, dan sebagainya,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (6/10/2014).
Dia menyatakan persepsi di masyarakat telah terbangun obligasi negara ritel ini sebagai instrument investasi yang aman dan dijamin pemerintah, sehingga peluang pertumbuhan investasi ORI011 di Jabar masih sangat besar.
“Memang ada pertarungan atas dana dengan bank pemberi special rate yang walaupun telah dibatasi, [rate-nya] itu masih tinggi di atas tingkat kupon ORI. Tetapi hal itu tidak mengurangi potensi ORI,” ungkapnya.
Dengan tingkat return tetap sebesar 8,5% dan tenor selama tiga tahun, menurut Gilman, ORI memiliki keunggulan di mata calon investor dari sisi keamanan. “Karena tidak mungkin gagal bayar bunga kecuali kalau pemerintah bangkrut.”
Di sisi lain, Gilman berpandangan pihak perbankan pun kini telah semakin terbuka terhadap ORI karena dapat memanfaatkan penawaran instrumen investasi ini sebagai fee base income bagi banknya.