Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Pertanyakan Jaminan Saham BMTR di MNCN

Bursa Efek Indonesia mempertanyakan jaminan saham milik PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) di PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) atas pinjaman yang didapat BMTR senilai US$127,5 juta.
Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mempertanyakan jaminan saham milik PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) di PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) atas pinjaman yang didapat BMTR senilai US$127,5 juta.

BMTR beralasan jaminan 150% dari nilai pinjaman dan penentuan harga saham MNCN merupakan permintaan yang diajukan oleh peminjam, yakni China Development Bank Corporation (CDB), untuk mengucurkan pinjaman kepada PT MNC Kabel Mediacom (MKM).

MKM adalah perusahaan yang dikendalikan secara tidak langsung oleh BMTR.

Jawaban itu disampaikan Syafril Nasution, Corporate Secretary BMTR, lewat keterbukaan informasi Rabu, (23/7) atas surat permintaan penjelasan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Juli 2014.

Lewat prospektus yang terbit Senin, (14/7), BMTR menyatakan MKM telah mengantongi pinjaman senilai US$127,5 juta dari CDB.

Pinjaman tersebut bertenor 7 tahun hingga 2021, termasuk masa tenggang selama 3 tahun terhitung sejak tanggal pelaksanaan perjanjian.

Tingkat suku bunga pinjaman sebesar margin ditambah bunga LIBOR 6 bulan. Margin 485 bps tanpa asuransi Sinosure atau 345 bps dengan asuransi Sinosure yang dibayar tiap 6 bulan.

Atas pinjaman tersebut, BMTR memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan menjaminkan saham di PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dengan jumlah setara 150% dari nilai pinjaman atau US$191,25 juta.

Dana pinjaman akan digunakan untuk membiayai investasi dan modal kerja dalam mengembangkan jaringan berbasis serat optik.

Bila proyek MKM tidak berjalan sesuai target, maka BMTR dapat kehilangan kepemilikan atas saham MNC yang dijaminkan tersebut.

"Dan kehilangan kesempatan untuk menggunakan saham MNC yang dijaminkan tersebut manakala perseroan sendiri membutuhkan pendanaan," tulis Syafril.

BMTR yakin proyek MKM untuk mengembangkan jaringan berbasis serat optik berhasil. Sebab, MKM akan menyediakan layanan jaringan berbasis serat optik berteknonologi fiber-to-the-home (FTTH) di tengah masih banyaknya wilayah yang belum terjangkau layanan serat optik.

Selain itu, penetrasi televisi berbayar dan Internet broadband masih rendah dan belum merata di Indonesia.

Perseroan berencana menjadi industri media terbesar dengan basis layanan telengkap.

Dari televisi free-to-air, televisi berbayar melalui jaringan satelit, serta televisi berbayar dan komunikasi data melalui jaringan kabel, selain media online, cetak, dan radio.

"Perseroan juga dapat melakukan sinergi dan bundling yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan perseroan dan efisiensi dari unit-unit usahanya," tutur Syafril.

Pertumbuhan MKM diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan, EBITDA, dan laba bersih BMTR mulai 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper