Bisnis.com, JAKARTA—PT Gading Development Tbk. (GAMA) mengubah penggunaan dana hasil IPO (initial public offering) sebesar Rp60 miliar dari yang awalnya seluruhnya untuk proyek properti di Solo, dialihkan sebagian untuk proyek yang di Ciputat.
Perubahan penggunan dana hasil IPO itu sudah disetujui dalam RUPS Luar Biasa yang digelar setelah RUPS Tahunan, Rabu (18/6/2014).
Awalnya, dana IPO sebesar Rp60 miliar itu seluruhnya dialokasikan untuk PT Swakarsa Adimanunggal (SAM), yang kemudian dipinjamkan kepada tiga anak usaha untuk pembangunan proyek perumahan Botanical City di Solo.
Ketiga anak usaha itu adalah PT Matari Kirana (MK), PT Nuansa Berdikari (NB), dan PT Permata Jaya Bersinar (PJB). Untuk diketahui, perseroan go public pada 29 Juni 2012.
Dana hasil IPO akhirnya diubah penggunaannya yaitu menjadi hanya Rp19,8 miliar yang dialokasikan untuk pengembangan proyek Botanical City.
Adapun sisanya sebesar Rp40,2 miliar digunakan untuk memberikan pinjaman kepada PT Kembang Sari Buana (KSB).
KSB adalah anak usaha yang baru dibentuk perseroan, khusus untuk mengelola apartemen di Ciputat, Tangerang Selatan. Apartemen tersebut berdiri di atas lahan 2,3 hektare (ha).
Cahyo Satriyo Prakoso yang baru saja terpilih menjadi Direktur Utama Gading Development mengatakan perubahan penggunaan dana hasil IPO ini disebabkan proyek apartemen yang di Ciputat dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan proyek hunian yang di Solo.
Semula, perseroan berniat mengembangkan lahan miliknya di Sukoharjo, Solo, dengan luas kurang lebih 90 ha. Perseroan juga sebenarnya sudah mulai mengembangkannya.
“Tapi kemudian kami lihat market-nya, sejalannya waktu ada beberapa developer lain buka di sana juga. Kami lihat market-nya jadi tidak terlalu bagus. Akhirnya kami alihkan [dana IPO] untuk proyek yang di Ciputat, proyek dengan pengembalian yang cepat dan punya laba yang lebih bagus,” jelas Cahyo dalam paparan publik, Rabu (18/6/2014).