Bisnis.com, JAKARTA--PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP) menargetkan menjaga pertumbuhan pendapatannya pada kisaran 37% sepanjang tahun ini dari rugi tahun 2013 senilai Rp3,05 triliun.
Direktur Utama UNSP Muhammad Iqbal Zainuddin mengatakan tahun ini pihaknya akan berfokus pada optimalisasi aset yang sudah ada dan menggenjot produktivitas yang berkelanjutan.
"Revenue kita akan lebih baik, first quarter kita sudah 37%. Pokoknya itu menjadi patokan kita dan akan kita maintain," katanya saat ditemui, Selasa (10/6/2014).
Meski enggan menyebut secara terperinci, Iqbal mengungkapkan perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksinya melalui beberapa cara.
Pabrik misalnya, kapasitasnya akan dinaikkan hingga 80% sedangkan dari segi tanaman perseroan menggunakan bibit kelapa sawit unggul yang bisa memproduksi sawit lebih banyak dengan jumlah lahan yang sama.
Saat ditanya soal rencana ekspansi dan pembangunan pabrik baru, Iqbal menjawab hingga saat ini perseroan belum punya rencana ke arah tersebut.
Direktur perseroan Andi W. Setianto mengakui sepanjang kuartal I/2014 perseroan diuntungkan oleh perbaikan harga minyak sawit mentah atau CPO.
Menurutnya harga saat ini ada di kisaran US$800--US$900 per ton, meningkat dari tahun periode yang sama tahun sebelumnya saat CPO sempat menyentuh level US$700 per ton. Perseroan optimistis bisa mempertahankan produksinya.
Perihal penjualan aset untuk memangkas utang, baik Iqbal dan Andi enggan menjelaskan hal tersebut. "Tujuan kita balance sheet-nya sehat," kata Andi.
Mengutip laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2014 perusahaan mencatatkan bahwa pihaknya telah menerima uang muka penjualan HGU senilai US$37,08 juta. Dalam laporan itu perseroan mengatakan penjualan diharapkan selesai pada tahun 2014.
Uang muka tersebut adalah bagian dari penjualan aset tetap di enam anak usaha PT Agri International Resources Pte. Ltd. Agri International adalah entitas anak UNSP.
Sebelumnya UNSP dikabarkan berencana memangkas utangnya senilai Rp2 triliun tahun ini. September lalu, perseroan menjual 100 % saham anak usahanya, PT Guntung Idamanusa pada PT Berkat Sawit Sejati dan PT Mitra Sistra senilai US$41,49 juta.
Hingga akhir kuartal I/2014 liabilitas perseroan tercatat ada di level US$12,59 triliun, menurun 4,45% dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang masih mencapai Rp13,15 triliun.
Tahun 2013 UNSP membukukan rugi hingga US$3,05 triliun dan Rp1,098 triliun pada 2012.
Adapun pada kuartal pertama tahun ini perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih senilai Rp405,98 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu perusahaan masih menanggung rugi hingga Rp60,21 miliar.