Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level terendah dalam 2 pekan terakhir di tengah jatuhnya pasar saham AS dan pasokan minyak yang meningkat.
Harga minyak tercatat turun 1,3%. Penurunan itu sejalan dengan melemahnya Standard & Poor’s 500 Index karena pendapatan perusahaan yang mengecewakan. Di samping itu pasokan minyak mentah Amerika Serikat tercatat mencapai level tertinggi sejak 1982.
Direktur Riset Komoditas IAF Advisors Kyle Cooper mengatakan pada Bloomberg tidak ada sinyal bullish, baik fisik maupun fundamental, untuk minyak mentah.
“Saham jatuh. Pasar minyak dikendalikan oleh aliran uang jangka pendek. Minyak sepertinya akan menguji US$100,” katanya.
WTI untuk pengiriman Juni menutup pasar pekan lalu pada posisi US$100,60 per barel atau turun US$1,34 di New York Mercantile Exchange (Nymex). Angka tersebut sekaligus menjadi yang terendah sejak 7 April. Adapun sepanjang pekan lalu WTI tercatat menurun hingga 3,6%.
Sementara itu kontrak minyak Brent untuk pengiriman Juni melemah 0,7% menjadi US$109,58 per barel di ICE Futures Europe, London. Dengan harga tersebut selisih antara Brent dan WTI melebar menjadi US$8,98 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
