Bisnis.com, JAKARTA—Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) berpotensi mampu mendongkrak pangsa pasar (market share) seiring dengan upaya penggabungan usaha (merger) holding Holcim Ltd. dengan produsen asal Prancis, Lafarge SA.
Pada tahun lalu, pangsa pasar Holcim di Tanah Air mencapai 14,4% atau lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya 15,6%.
Analis PT MNC Securities Edwin Sebayang menuturkan penggabungan Holcim dengan Lafarge itu diprediksi mampu meningkatkan pangsa pasar Holcim hingga 17% hingga 18% di dalam negeri.
“Hal itu disebabkan Lafarge memiliki saham sekitar 88% pada PT Semen Andalas yang berbasis di Nanggroe Aceh Darussalam,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (7/4/2014).
Selain itu, menurut Edwin, merger itu diprediksi mampu membuat permodalan perseroan semakin kuat untuk membangun pabrik baru guna meningkatkan pangsa pasar pasar.
Sebagaimana diketahui, permintaan produk semen diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tingginya pembangunan infrastruktur dan konstruksi.
Yang lebih penting, tegas Edwin, kedua pihak akan mampu saling mengisi dalam menyediakan jaringan pemasaran di seluruh daerah di Indonesia.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan keputusan merger itu perlu diperhatikan apakah akan berimbas kepada seluruh cabang di dunia atau hanya di tingkat holding saja.
“Namun, saya memprediksi imbasnya mereka bisa saling mengisi kekurangan masing-masing. Bila suplai kurang, mereka bisa mengimpor dari negara tetangga,” tuturnya.
Sekretaris Perusahaan Holcim Indonesia Jannus Onggung Hutapea menuturkan kedua perusahaan itu yakin dengan rekam jejak bisnis kedua perusahaan yang dapat saling menguntungkan dan adanya kedekatan secara kultural di antara keduanya.