Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Semen Cibinong (SMCB) Menandai 47 Tahun Pasar Modal Indonesia

Semen Cibinong (SMCB) tidak bisa dilepaskan dari perjalanan 47 tahun pasar modal Indonesia. Menjadi emiten pertama yang melantai di BEI pada 10 Agustus 1977.
Adalah Semen Cibinong (SMCB) emiten pertama yang melantai di Bursa Efek Jakarta atau kini Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Agustus 1977.
Adalah Semen Cibinong (SMCB) emiten pertama yang melantai di Bursa Efek Jakarta atau kini Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Agustus 1977.

Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran PT Semen Cibinong, yang kini beralih menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) sejak diakuisisi BUMN Semen Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari perjalanan 47 tahun pasar modal Indonesia.

Kegiatan pasar modal di Indonesia sejatinya telah dimulai pada masa penjajahan Belanda. Namun, kegiatan pasar modal baru kembali aktif berjalan setelah diresmikan oleh Presiden ke-2 Indonesia yakni Soeharto pada 10 Agustus 1977.

Adalah PT Semen Cibinong emiten pertama yang melantai di Bursa Efek Jakarta – kini menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan catatan Bisnis, Semen Cibinong melepas sebanyak 178.750 lembar sahamnya ke publik.

Seiring berjalannya waktu, Semen Cibinong yang memiliki merek produk Semen Kujang diakuisisi oleh Grup Tirtamas menjelang krisis 1998. Saat itu salah satu direksi Tirta Mas adalah adik Prabowo Subianto, yaitu Hashim Djojohadikusumo.

Berselang tiga tahun kemudian atau tepatnya 2001, Semen Cibinong menggelar right issue dengan melepas 6,51 juta sahambaru. Holcim Participations (Mauritius) Ltd. pun mengambil kesempatan itu untuk masuk ke Semen Cibinong.

Alhasil, Holcim memiliki 77,33% saham Semen Cibinong. Empat tahun berjalan, Holcim Participation mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya di Semen Cibinong kepada Holderfin BV, induk usaha Holcim, senilai Rp2,47 triliun pada 2005.

Setahun usai aksi korporasi Holcim dilakukan, Semen Cibinong berganti nama menjadi Holcim Indonesia pada 1 Januari 2006. Perubahan nama itu juga mempengaruhi nama anak usaha perseroan seperti, PT Trumix Beton menjadi PT Holcim Beton.

Satu dekade selanjutnya, Holcim Indonesia kembali mengakuisisi 100% saham PT Lafarge Cement Indonesia dengan nilai Rp2,13 triliun. Langkah akuisisi tersebut memiliki hubungan erat dengan aksi korporasi induk usahanya.

Pasalnya, Holcim di Swiss melakukan merger dengan Lafarge pada 2015, perusahaan semen asal Prancis, dan berganti nama menjadi LafargeHolcim Ltd. Aksi merger perusahaan semen asal Swiss dan Prancis itu sempat disebut akan melahirkan raksasa semen dunia.

Akan tetapi, pada medio 2018 silam, berembus kabar LafargeHolcim berniat melakukan divestasi pada Holcim Indonesia. Aksi divestasi ini pun mewujud setelah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) mengambil alih kepemilikan pada 2019.  

SEMEN INDONESIA AKUISISI SMCB

Dalam pemberitaan Bisnis pada 2019, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Holcim Indonesia Tbk. merestui pergantian nama perusahaan menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB) sejalan dengan akuisisi yang dilakukan SMGR. 

Dalam RUPSLB Holcim Indonesia yang berlangsung pada Senin (11/2/2019), para pemegang saham menyetujui seluruh mata acara rapat. Salah satu keputusan yang dihasilkan pergantian nama perusahaan menjadi Solusi Bangun Indonesia.   

Selain itu, dua anak perusahaan PT Holcim Beton dan PT Lafarge Cement Indonesia berganti nama menjadi PT Solusi Bangunan Beton dan PT Solusi Bangunan Andalas. 

Rapat juga merombak direksi perseroan. Kala itu, SMCB menunjuk Aulia Mulki Oemar sebagai Presiden Direktur. Dua nama lain yang masuk ke jajaran direksi SMCB adalah Agung Wiharto sebagai Direktur dan Lilik Unggul Raharjo sebagai Direktur Independen.

Sebelumnya, Semen Indonesia resmi mengempit kepemilikan saham mayoritas atau 80,6% di Holcim Indonesia setelah menyelesaikan transaksi pembelian saham dari pemilik sebelumnya, Holderfin B.V., entitas anak LafargeHolcim Ltd pada 31 Januari 2019. 

SMGR diketahui meneken perjanjian pengikatan jual beli bersyarat (CSPA) untuk mengambil alih 6,17 miliar saham atau 80,6% kepemilikan LafargeHolcim, melalui anak usaha Holderfin B.V., pada 2018. Nilai yang disepakati mencapai US$917 juta. 

Dalam perkembangan terkini, SMCB mencatatkan laba bersih senilai Rp163,52 miliar pada semester I/2024 atau turun 35,62% secara tahunan (year-on-year/YoY). 

Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia Asri Mukhtar mengatakan tantangan industri semen domestik pada paruh pertama tahun ini dipengaruhi oleh kondisi oversupply dan situasi geopolitik yang mempengaruhi harga komoditas dan inflasi.

Selain itu, lanjutnya, kondisi industri semen domestik turut dipengaruhi oleh musim hujan yang terjadi pada kuartal I/2024 dan banyaknya hari libur di kuartal berikutnya. Hal ini menjadi konteks dari capaian target kinerja keuangan SMCB sepanjang paruh pertama 2024.

_____________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper