Bisnis.com, JAKARTA - Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) berencana melakukan penggabungan (merger) dengan dua anak usahanya, yakni PT Bintang Polindo Perkasa dan PT Wahana Transtama.
Direktur Utama Holcim Eamon John Ginley menuturkan jajaran direksi dan komisaris berpendapat mengoperasikan banyak perusahaan dengan kegiatan usaha dan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda tidak menguntungkan bagi kelompok usaha.
“Transaksi antarperusahaan yang sebenarnya tidak diperlukan dan perpajakan selalu timbul,” ujarnya dalam prospektus yang dirilis.
Oleh karena itu, penggabungan usaha diperlukan untuk mengurangi dan menghilangkan transaksi antarperusahaan yang pada akhirnya memiliki dampak terhadap biaya produksi secara keseluruhan. Tujuan lain adalah untuk menjadi lebih efisien dalam melakukan kegiatan usahanya.
Menurutnya, jajaran direksi dan komisaris yakin rencana merger Bintang Polindo Perkasa dan Wahana Transtama yang masuk ke dalam Holcim akan memberikan manfaat karena penggabungan ini akan membentuk perusahaan yang lebih kuat dan efisien.
Sebagai infomasi, Bintang Polindo Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang setengah jadi milik Holcim selama 5 tahun terakhir dan telah dioperasikan oleh karyawan Holcim.
Barang jadi yang dibuat menggunakan barang setengah jadi dari Bintang Polindo Perkasa merupakan milik Holcim dan dijual menggunakan merek Holcim.
Saat ini, Bintang Polindo Perkasa memiliki tagihan kepada Holcim atas produksi semen. Oleh karena itu, menimbulkan kewajiban pajak terhadap transaksi jual-beli antara Holcim dan Bintang Polindo Perkasa.