Bisnis.com, JAKARTA--Terbebani rugi selisih kurs, PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana memangkas utang dalam valuta asing tahun ini.
Andromeda Tristanto, Vice President Investor Communication Indosat, mengatakan pada tahun ini perseroan berencana memangkas rugi selisih kurs pada 2013 yang mencapai 2,79 triliun.
Caranya dalam bentuk transaksi derivatif untuk lindung nilai (hedging) serta memangkas utang berdenominasi dollar AS.
"Kami belum tahu mau mengurangi berapa persen utang dalam dollar AS. Dana pelunasan utang berasal dari lembaga pembiayaan lokal," kata Andromeda, Senin, (3/3/2014).
Saat ini struktur pinjaman perbankan ISAT 50:50 atas pinjaman bernilai rupiah dan pinjaman bernilai dollar AS. Catatan ISAT per September 2013, utang yang jatuh tempo pada 2014 sebesar Rp2,3 triliun.
Terdiri dari fasilitas pinjaman revolving berjangka dengan BCA senilai Rp1,5 triliun, AB Svensk Exportkredit, Swedia, sebesar Rp522,59 miliar, HSBC Perancis Rp233,87 miliar, dan fasilitas pinjaman komersial 9 tahun Rp47,1 miliar.
Hanya pinjaman ke BCA yang berdenominasi rupiah, selebihnya dalam US dolar.
Perseroan pun berencana mempertahankan marjin EBITDA seperti 2013, sekitar 40%. Caranya, dengan efisiensi belanja modal dan belanja operasional. Salah satunya, memodernisasi jaringan.
Indosat membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik perusahaan sebesar Rp2,78 triliun, menurun hingga 9 kali lipat dari laba pada 2012 sebesar Rp375,1 miliar.
Rugi didulang karena perusahaan telekomunikasi itu menanggung rugi selisih kurs bersih sebesar Rp2,79 triliun. Sedangkan, pada 2012 rugi selisih kurs bersih hanya Rp744,6 miliar.
Penaikan pendapatan nyatanya tidak membantu menekan rugi tahun berjalan.
Ikhtisar utama Indosat menyebut pendapatan pada 2013 sebesar Rp23,86 triliun, naik 6,42% dari 2012 sebesar Rp22,42 triliun.