Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus bergerak turun pada sesi I hari ini, Kamis (30/1/2014), setelah mengalami penguatan tajam selama dua hari berturut-turut.
Apakah koreksi yang terjadi pada indeks pagi ini terjadi karena aksi ambil untung (profit taking)? Atau karena terbawa sentimen negatif global? Mampukah indeks kembali menguat pada akhir perdagangan?
Analis Recapital Securities Agustini Hamid mengatakan tekanan indeks pada hari ini lebih dipicu oleh sentimen negatif dari global, terutama keputusan The Fed yang akan melanjutkan pemangkasan stimulus AS.
Dia juga mengatakan, pelemahan tidak hanya terjadi pada pasar modal di Indonesia, tetapi terhadap mayoritas pasar modal di negara lainnya.
“The Fed akan kembali melakukan tapering off pada Februari, ini yang menyebabkan hampir seluruh bursa tertekan termasuk Indonesia. Terjadi capital outflow dan perpindahan instrumen investasi ke tempat yang lebih kecil risikonya, seperti obligasi, emas,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (30/1/2014).
Dia mengatakan hal itu juga berdampak terhadap pergerakan nilai tukar mata uang di negara-berkembang, termasuk Indonesia.
“Fokus saat ini juga ke nilai tukar rupiah. Apakah depresiasi nilai tukar di emerging-country memberi snowball effect kepada rupiah. Jika rupiah bergerak anomali [menguat di saat yang lain melemah], maka akan menjadi sentimen positif bagi indeks di Sesi II,” tambahnya.
Adapun hingga akhir perdagangan hari ini, dia memprediksi indeks akan berada pada kisaran 4.300 untuk level support, dan 4.470 untuk level resistance.
Berdasarkan pantauan Bisnis.com, selama dua hari kemarin indeks telah menguat 2,18%. Namun, pada awal perdagangan indeks dibuka melemah 1,1%. Adapun pada pukul 11.06 WIB, indeks masih tercatat berada di zona merah dengan penurunan 0,9% ke 4.377,52.