Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures mengemukakan pelemahan mata uang rupiah dan ringgit Malaysia akan memberikan harapan menngkatnya ekspor dari dua negara produsen minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar dunia tersebut.
Analis dan Periset PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan meski demikian, sentimen cukup rapuh seiring investor mewaspadai serangkaian peristiwa penting global.
“Termasuk pertemuan kebijakan moneter ECB dan data tenaga kerja AS, untuk mencari petunjuk lebih lanjut akan keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi dunia.,” kata Zulfirman dalam risetnya hari ini, Rabu (4/12/2013).
Dia mengatakan outlook minyak sawit masih bullish, dan posisi long lebih sesuai dengan stop-loss di kisaran 2.600 ringgit Malaysia.
Sementara itu level 2.645 ringgit Malaysia dan 2.660 ringgit Malaysia (harga tertinggi 2-3 Desember) adalah resisten. Level 2.605 ringgit Malaysia dan RM2.570 ringgit Malaysia (harga terendah 3 Desember dan 15 November) merupakan support.
Perkiraan harga CPO (ringgit Malaysia)
- Level resisten: 2.645, 2.660, 2.678
- Level support: 2.605, 2.570, 2.545