Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia akan bahu-membahu dengan Indonesia untuk mengatasi berbagai masalah terkait upaya memuluskan produk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) masuk ke pasar Eropa.
“Kita harus tahu, minyak sawit ini penting untuk Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia lebih dari 2 juta penduduk tergantung pada CPO. Indonesia juga telah menjadi produsen terbesar CPO di dunia. RI dan Malaysia juga menguasai 85% total produksi CPO dunia,” kata Menteri Perdagangan dan Perindustrian Malaysia Dato Sri Mustapa Mohamed.
Dalam sesi sarapan bersama komunitas bisnis yang diadakan Binsis Indonesia, Senin (25/11/2013), menteri yang kerap disapa Topa tersebut menjelaskan dua masalah utama yang harus diatasi terkait CPO, yaitu hambatan nontarif dan harga.
Dia mengatakan hambatan non tarif di Eropa datang dari para environmentalis yang menentang CPO sebagai produk ramah lingkungan, karena industri kelapa sawit dinilai merusak ekosistem. Dari segi harga, CPO kini anjlok 30% dalam beberapa tahun terakhir.
“Oleh karena itu, Perdana Menteri Najib Razak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 7 Oktober lalu bertemu secara bilateral di Bali untuk memantapkan kerja sama di bidang CPO,” katanya.
Dia menjelaskan Malaysia dan Indonesia juga aktif terlibat dalam berbagai forum sustainable palm oil, dan telah mengadakan beberapa pertemuan untuk membahas isu CPO. Kendati demikian, dia mengakui perkembangannya hingga saat ini masih sangat lambat.