Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra Internasional Tbk. (ASII) membukukan kenaikan penjualan mobil sebesar 17,05% pada bulan lalu menjadi 62.842 unit dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebanyak 53.687 unit.
Berdasarkan data yang dirilis perseroan, total penjualan mobil Astra pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 541.481 unit atau naik 8,98% dibandingkan dengan periode sama 2012 yakni sebanyak 501.460 unit.
Dengan demikian, perseroan mengklaim menguasai 53% pangsa pasar mobil nasional yang selama Januari-Oktober tercatat mencapai 1,02 juta unit, atau mendekati total penjualan domestik tahun lalu sebanyak 1,1 juta unit dengan pangsa pasar Astra sebesar 54%.
Sementara itu, penjualan sepeda motor perseroan pada bulan lalu mencapai 439.641 unit, naik 27% dari Oktober 2012 sebanyak 344.335 unit, sedangkan penjualan untuk periode Januari-Oktober mencapai 3,9 juta unit, naik 14% dari periode sama 2012 sebanyak 3,4 juta unit.
“Astra melanjutkan usahanya mengamankan dominasi pasar baik itu roda empat maupun roda dua,” ungkap Teddy Oetomo, analis PT Credit Suisse Securities Indonesia, dalam risetnya, Jumat (15/11).
Daihatsu, lanjutnya, mampu meningkatkan pangsa pasar dari 15,6% pada September menjadi 18,2% pada Oktober, yang didorong oleh penjuala model low cost and green car Astra Daihatsu Ayla yang diluncurkan pada 13 September dengan harga relatif murah.
“Kami masih memberikan rating OUTPERFORM bagi Astra dengan target harga tak berubah di Rp8.370, yang mengindikasikan 15,1x FY14E P/E,” paparnya.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menargetkan belanja modal pada 2014 sebesar Rp17 triliun, atau lebih besar dari belanja modal 2013 sebesar Rp14-15 triliun.
Hingga September, belanja modal yang sudah terserap mencapai Rp9,4 triliun. Menurut Prijono, belanja modal tahun ini tidak sebesar tahun sebelumnya yakni senilai Rp17,8 triliun karena ada penundaan pembelian barang modal.
"Ada beberapa yang harus dinegosiasikan ulang. Kalau tahun ini Rp14-15 triliun, jika terjadi spill over, bisa saja tahun depan Rp17 triliun lagi," katanya beberapa waktu lalu.
Perseroan memproyeksikan pasar otomotif pada 2014 dapat mencapai 2,1 juta unit. Prijono menargetkan dapat bertahan sebagai penguasa mayoritas pangsa pasar otomotif Indonesia sebesar 50%-55%.
Selain itu, Astra juga berencana mengembangkan beberapa bisnis lain di luar otomotif pada 2014. Perseroan akan masuki bisnis asuransi jiwa, infrastruktur, dan properti mengingat besarnya jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia.
Di sektor infrastruktur, perseroan akan mengoperasikan pelabuhan Eastkal Supply Base di Penajam, Kalimantan Timur, melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara. Pelabuhan yang diakuisisi awal 2013 tersebut akan menjadi lokasi integrasi bisnis anak-anak usaha perseroan.
Adapun, di sektor properti, dalam waktu dekat Astra akan melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan menara Astra yang berlokasi di Jalan Sudirman, Jakarta, dan bakal menjadi kantor bagi perseroan, termasuk bagi anak usaha PT Toyota Astra Motor.
Di belakang menara yang dibangun di atas tanah seluas 2,4 hektare tersebut juga akan dibangun residensial tiga tower dengan total 500 unit dengan nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp7 triliun.
"Kami sudah bentuk satu tim untuk menjajaki bisnis properti. Ini nampaknya cukup menarik seiring kenaikan kelas menengah di Indonesia. Pembangunan gedung 50 lantai ini bisa 4 tahun," tutur Prijono.