Bisnis.com, JAKARTA – Raja kretek Putera Sampoerna pernah menjadi pemilik saham terbesar PT Astra International Tbk. (ASII) pada 1996, sebelum kemudian dilepas setahun setelahnya.
Sampoerna disebut-sebut gemar ‘berjudi’ dengan masuk ke lini usaha di luar bisnis rokok yang melambungkan kekayaannya. Di tubuh ASII, misalnya, status sebagai pemegang saham terbesar hanya bertahan sampai 1997, setelah taipan Bob Hasan mengambil alih kepemilikan Sampoerna di perusahaan otomotif itu.
Peristiwa naiknya kepemilikan Sampoerna di tubuh ASII terpotret dalam pemberitaan Harian Bisnis Indonesia, Kamis 31 Oktober 1996. Kala itu, Sampoerna tercatat mengakumulasi 15 persen saham ASII yang berasal dari porsi asing, tanpa menjual kepemilikannya di HM Sampoerna.
Pemborongan itu dilakukan secara bertahap pada harga rata-rata Rp4.500 per unit. Putera Sampoerna saat itu diperkirakan merogoh kocek sekitar Rp785,251 miliar untuk investasi di Astra.
Ekadharmajanto Kasih, Direktur Keuangan HM Sampoerna mengatakan semula Putera ingin menguasai 25 persen saham Astra yang rencananya dilakukan melalui penawaran tender. Hal itu untuk memenuhi ambisinya untuk menggabungkan dua kekuatan besar nasional.
Menurut Eka, Putrea masih berminat memperbesar portofolionya di Astra, tetapi kekuatan finansialnya kala itu terbatas pada angka aman maksimal 15 persen.