Bisnis.com, JAKARTA -- Melebarnya defisit neraca perdagangan yang diikuti pelemahan nilai tukar rupiah mengakibatkan harga obligasi pemerintah acuan bertenor 10 tahun terpuruk 223 basis poin selama sepekan ini ke level 85,17% pada penutupan perdagangan, Jumat (8/11/2013).
Menurut data PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/IBPA), jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, harga obligasi acuan pemerintah berseri FR0063 tersebut terkoreksi 106 basis poin dengan imbal hasil 7,86%.
Sementara itu, imbal hasil surat utang negara bertenor panjang 20 tahun FR0065 ditutup pada level 8,62% pada harga 81,30%, atau melorot 364 basis poin jika dibandingkan posisi sama pekan lalu di level 84,94%.
Adapun, harga obligasi acuan bertenor 5 tahun FR0066 ditutup pada level 92,31% atau turun 115 basis poin jika dibandingkan dengan posisi sama pekan lalu yakni sebesar 93,46%.
Amir Dalimunthe, analis obligasi PT Danareksa Sekuritas, menuturkan pelemahan rupiah akibat melebarnya defisit neraca perdagangan menjadi salah satu penyebab turunnya harga obligasi negara.
"Pelemahan rupiah harus diwaspadai," ujarnya, Jumat (8/11/2013).
Pelemahan harga obligasi telah terjadi sejak awal Juni tahun ini akibat berbagai isu baik dari dalam negeri maupun global yakni ketidak jelasan kebijakan stimulus moneter Amerika Serikat.