Bisnis.com, LONDON – Emas diperdagangkan di dekat level terendah dalam 2 pekan. Hal ini dipicu penguatan dolar yang mengurangi permintaan emas sebagai instrument investasi alternatif.
Data di Bloomberg Dollar Index menunjukkan dolar mencapai level tertinggi sejak 18 September kemarin. Hal ini diperparah dengan penurunan permintaan dari China dan India, berdasarkan data dari AnandRathi Commodities Ltd.
Emas hampir pasti mengalami penurunan tahunan pertamanya sejak 13 tahun terakhir. Hal ini terutama dipicu karena terbukanya kembali isu pengurangan stimulus moneter Federal Reserve (the Fed) untuk AS (tapering). Spekulasi pasar, tapering akan dilaksanakan Desember.
Analis dari Societe Generale SA. London, Robin Bhar mengatakan, penguatan dolar menekan emas. “Emas mungkin harus bergerak di bawah US$1.300 per troy ounce untuk membentuk ketertarikan fisik,” katanya.
Emas untuk pengiriman Desember tercatat turun 0,26% menjadi US$1.311,30 per troy ounce (Rp480.159,32 per gram) jam 18:35 WIB petang ini, Selasa (5/11/2013) di Commodity Exchange, New York.
Adapun emas spot tercatat turun 0,23% menjdai US$1.311,65 (Rp480.287,45 per gram). (ra)