Bisnis.com, JAKARTA—Harga kopi turun ke level terendah dalam kurun lebih dari empat tahun setelah musim kering turut membantu pertumbuhan komoditas itu di Brasil, produsen kopi terbesar dunia.
Sebagian besar kawasan perkebunan kopi Brasil akan mendapatkan sinar matahari pekan ini. Sebelumnya, pada musim hujan dan musim kering memungkinkan petani turun ke kebun sehingga meningkatkan hasil panen yang akan keluar pada musim berikuitnya, ujar Marcio Custodio, direktur cuaca Somar Meteorologia sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (22/10/2013). Kondisi yang menguntungkan itu otomatis akan mendorong peningkatan hasil panen.
Produksi kopi global akan melebihi permintaan selama empat musim berturut-turut sehingga kian menambah jumlah cadangan hingga tahun kelima, menurut Departemen Pertanian. Hasil panen yang melimpah itu akan membantu mengurangi biaya produksi Starbucks Corp. dan Kraft Foods Group Inc. (KRFT) karena kontrak kopi turun 22% selama 2013 atau penurunan ketiga terbesar di antara 24 komoditas yang tercatat di Indeks GSCI Spot Standard & Poor.
“Brasil akan mengalami panen besar dan akan semakin besar karena digabung dengan hasil tahun lalu,” ujar Rodrigo Costa, seorang direktur perdagangan pada Caturra Coffee Corp. Menurutnya, hasil panen yang meningkat juga akan terjadi di Indonesia dan Kolumbia sehingga tren harga kopi akan turun
Kopi Arabika untuk pengiriman Desember turun 1,7% dan bertengger di posisi US$1,127 per pound di bursa New York pada pukul 14.00 atau pukul 01.00 WIB setelah menyentuh level US$1,123 atau yang terendah sejak 18 Maret 2009.