Bisnis.com, JAKARTA— Minat kalangan investor membeli obligasi pemerintah berdenominasi dolar mengalahkan bentuk berupa pemberian utang rupiah, dengan alasan menekan risiko investasi.
Investor berusaha untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan jangka panjang Indonesia, dan menjauhi risiko memegang aset dalam mata uang emerging market yang diprediksi berkinerja buruk .
"Masih terjadi volatilitas tinggi pada rupiah,” kata Takahide Irimura , Kepala Riset Pasar Berkembang Kokusai Asset Management Co seperti dikutip Bloomberg hari ini, Senin (7/10/2013)
Disebutkan nilai tukar rupiah turun untuk bulan ketujuh pada September atau kehilangan 5,7%.
Kokusai Asset Management Co mengatakan obligasi dolar akan memungkinkan investor untuk melindungi diri terhadap rupiah. (ltc)