Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) selalu dibuat ‘meriang’ setiap akan ada kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Sebut saja bagaimana anjloknya IHSG dan rupiah saat bank sentral AS, The Federal Reserve mensinyalkan adanya pengurangan stimulus . Ternyata tindakan itu tidak dilakukan saat putusan pada 19 September 2013 ditetapkan, dan IHSG serta rupiah kembali menguat.
Saat ini pasar kembali dibuat ‘ketar-ketir’ oleh sentimen dari potensi terjadinya shutdown ekonomi AS. Apa penyebabnya?
Analis BNI Securities Yasmin Soulisa mengatakan sentimen yang paling besar pengaruhnya bagi pergerakan indeks di Indonesia memang berasal dari AS.
“Karena dari fund, fresh money, hot money banyak dari Amerika,” kata Yasmin saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Selasa (1/10/2013).
Dia mengatakan kepemilikan saham di dalam negeri mayoritas adalah asing, yaitu sebanyak 57%. (ltc)