Bisnis.com, JAKARTA – Return pasar obligasi Asia anjlok sepanjang 7 bulan pertama tahun ini yang ditandai dengan penurunan iBoxx Pan Asian Index sebesar 3,5% dalam dolar Amerika Serikat, sementara kerugian terbesar dicatat Indonesia sebesar 17,8%.
Menurut laporan Asia Bond Monitor, Kamis (26/9/2013), setelah Indonesia, Singapura berada di posisi sebelumnya dengan penurunan return 7,8%. Sementara itu, hanya Filipina dan China yang mencatatkan kenaikan masing-masing 7,5% dan 3,1%.
Iwan J. Azis, Head of ADB’s Office of Regional Economic Integration, mengungkapkan obligasi bermata uang lokal di negara berkembang Asia masih akan terus berkembang, tetapi dengan peningkatan risiko akibat Amerika Serikat akan mengetatkan kebijakan ekonominya.
Selain itu, faktor lainnya yang meningkatkan volatilitas pasar obligasi Asia adalah kekhawatiran terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara yang mengakibatkan peningkatan keluarnya dana asing.
“Pasar obligasi Asia – dan para investornya – berada pada posisi lebih baik volatilitas ekonomi global jika dibandingkan pada 1997 – 1998, tetapi masa sulit akan dihadapi ke depannya,” ujarnya dalam laporan tersebut, Kamis (26/9/2013).