Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham Apple di bursa New York pada sesi pembukaan hari ini, Rabu (11/9/2013), anjlok 5,9% ke US$465,59 per lembar setelah mengumunkan produk barunya iPhone 5C.
Boleh dibilang, iPhone 5C merupakan mainan baru Apple karena menyasar segmen ponsel pintar murah di level harga Rp1 juta-Rp2 juta.
Revisi Rekomendasi untuk Saham Apple
Analisis | Awal | Revisi |
Bank of America Corp | Beli | Netral |
Credit Suisse | Outperform | Netral |
UBS AG | Beli | Netral |
Sumber: Bloomberg
Apple meluncurkan 2 model iPhone 5C, yaitu dengan memori data 16 gigabyte (GB) dengan banderol harga US$99 dan model bermemori data 32GB dengan harga US$199.
Pengguna ponsel pintar sangat antusias dengan kehadiran iPhone 5C, karena mereka akhirnya bisa menikmati kehadiran ponsel pintar sekelas iPhone tetapi dengan harga miring.
Namun, tidak demikian halnya dengan para investor di bursa saham. Mereka melihat kehadiran iPhone 5C justru menjadi momok bagi saham Apple.
Rekomendasi saham yang dilansir sejumlah analis pun tidak menganjurkan untuk membeli saham Apple hari ini, karena iPhone 5C justru akan menggerogoti pendapatan Apple.
Bank of America Corp, Credit Suisse, dan UBS AG, misalnya, memilih rekomendasi ‘netral’ untuk saham Apple hari ini.
Mereka mengingatkan bahwa Apple akan mengeluarkan biaya ekstra untuk memasarkan ponsel pintar di segmen kelas bawah tersebut. Lagi pula, margin keuntungan dalam memasarkan ponsel murah amatlah kecil.
Rekomendasi mereka terbukti benar. Dalam perdagangan hari ini di Wall Street, harga saham Apple dibuka anjlok 5,9% ke U$465.59 per lembar.
Para investor di Wall Street mungkin enggan membeli saham Apple untuk alasan investasi. Namun dari kacamata konsumen, bisa jadi mereka justru membeli iPhone 5C karena harganya sangat murah.