Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Bergejolak, Ini Saham Unggulan Layak Dikoleksi

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah saham unggulan alias blue chip dapat menjadi pilihan untuk dikoleksi di tengah kondisi pasar modal yang masih berfluktuasi karena harganya telah terdiskon cukup besar dibandingkan dengan posisi pada awal tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah saham unggulan alias blue chip dapat menjadi pilihan untuk dikoleksi di tengah kondisi pasar modal yang masih berfluktuasi karena harganya telah terdiskon cukup besar dibandingkan dengan posisi pada awal tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, dari 10 saham yang memimpin top losers anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini, sebagian besar merupakan saham blue chip yang berkapitalisasi besar.

Saham PT Astra International Tbk (ASII) memimpin penurun­an harga senilai Rp1.750, atau melorot 77,9 index points dan diikuti oleh saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang teko­­rek­si Rp19.450 atau sebesar 41,33 index points.

Reza Priyambada, Kepala Riset PT Trust Securities, menuturkan investor seharusnya sudah dapat mengambil kesempatan untuk masuk ke pasar modal sejak IHSG terperosok dalam beberapa waktu terakhir ini.

“Kalau dilihat dari harga cukup rendah dibandingkan dengan closing [penutupan] pada awal tahun. Bahkan berada di bawah pencapaian tertinggi mereka,” ungkapnya, Selasa (3/9/2013).

Selain itu, paparnya, koreksi IHSG yang terjadi saat ini tidak disebabkan oleh memburuknya kinerja perusahaan, tetapi lebih dipicu oleh sentimen negatif kondisi makroekonomi nasional saat ini.

Oleh karena itu, lanjutnya, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai mengoleksi saham-saham blue chip karena dinilai memiliki fundamental yang kuat sehingga dapat mempertahankan kinerjanya.

Sebagai contoh, meski sektor otomotif diterpa oleh ber­­ba­­gai masalah seperti kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tingkat persaingan semakin tinggi, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi, ki­­nerja Astra dapat dikatakan masih baik.

“Seharusnya saat ini jangan khawatir untuk memulai koleksi saham-saham blue chip,” ujar Reza.

Hal senada juga diungkapkan oleh William Surya Wijaya, analis PT Asjaya Indosurya Securities. Dia menuturkan untuk investasi jangka menengah yakni 3 bu­­lan—6 bulan, saham-saham blue chip layak di­­­ko­­leksi.

Bahkan, lanjutnya, untuk in­­vestasi jangka panjang lebih dari 16 bulan atau setelah periode pemilihan umum 2014, me­­ngo­­leksi saham-saham blue chip sejak saat ini diyakini akan memberikan keuntungan besar. “Namun, pemicu masuknya ha­­rus buy on weakness,” ka­­tanya.

Bagi in­­­ves­­tor jang­­ka pen­­dek, je­­lasnya, diharapkan dapat menghindari saham blue chip karena volatilitas IHSG akan berpengaruh besar terhadap pergerakan harga sa­­­ham-saham berkapitalisasi be­­sar tersebut. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maftuh Ihsan
Sumber : Bisnis Indonesia (4/9/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper