Bisnis.com, JAKARTA - Depresiasi rupiah pada level wajar dinilai menguntungkan PT Multipolar Technology Tbk karena sekitar 70% pendapatan perseroan dalam bentuk valuta asing, terutama dolar AS.
Presiden Direktur Multipolar Harijono Suwarno menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah yang banyak berdampak negatif terhadap sejumlah perusahaan, justru akan menguntungkan perseroan jika level depresiasi tidak di atas Rp11.000 dalam waktu lama.
“Kalau kenaikan dolar tidak terlalu tinggi sampai Rp10.500 saja, kami malah diuntungkan karena sekitar 70% pendapatan dalam dolar AS. Jadi self hedging,” katanya, Kamis(29/8/2013).
Namun demikian, perseroan akan mengalami penurunan pendapatan jika nilai tukar rupiah terlalu lemah dalam jangka waktu panjang karena pelanggan berpotensi melakukan efisiensi belanja teknologi informasi.
“Pada 2008 ketika krisis lebih parah dari saat ini kami tetap tumbuh walaupun perlahan, tidak sampai negative growth,” sebutnya.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2013, perseroan membukukan pertumbuhan omzet 42% menjadi Rp16,8 miliar dari raihan periode yang sama tahun lalu Rp11,8 miliar.
Hal itu sejalan dengan meningkatkan permintaan pasar atas solusi teknologi informasi, yakni dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan ritel.
Sementara itu, laba yang diatribusikan kepada entitas induk tumbuh 69% dari semula Rp12 miliar menjadi Rp20,3 miliar.
Kendati demikian, laba per saham menurun dari Rp15 per saham menjadi Rp14 per saham karena peningkatan jumlah lembar saham yang meningkat sebanyak 700 juta lembar setelah IPO.