Bisnis.com, New York – Harga emas di pasar berjangka pada Selasa (6/8/2013) waktu AS atau Rabu pagi (7/8/2013) waktu Indonesia, ditutup turun, mencetak penurunan tertinggi dalam 11 pekan terakhir, di tengah spekulasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve akan mengurangi pembeliannya di pasar obligasi negara it.
Fed Bank of Chicago President Charles Evans, yang mendukung stimulus moneter, mengatakan pasar tenaga kerja AS menunjukkan peningkatan yang bagus. Dia mengindikasikan adanya pengurangan pembelian surat utang oleh bank sentral AS mulai bulan depan.
Pada bulan lalu, harga emas naik hingga 7,3%, tertinggi sejak Januari 2012, setelah Fed Chairman Ben S. Bernanke mengatakan masih terlalu dini untuk memutuskan apakah pembelian aset oleh bank sentral AS itu akan dilakukan bulan depan.
“Tekanan turun di pasar emas membuktikan bahwa pengurangan stimulus lebih baik dilakukan segera,” ujar Carlos Perez-Santalla, broker Marex North America LLC yang berbasis di NewYork, melalui wawancara telepon kepada Bloomberg.
Harga kontrak berjangka emas untuk pengiriman Desember turun 1,5% ke level US$1.282,5 per ounce pada pukul 13:41 waktu AS di bursa Comex New York, penurunan terbesar untuk kontrak yang paling aktif diperdagangkan itu sejak 5 Juli.
Sepanjang tahun ini, harga kontrak berjangka emas turun 23%, menyusul berkurangnya minat investor terhadap emas di tengah pasar saham yang bergerak naik dan inflasi yang rendah.
Sementara itu, data perdagangan di Bloomberg menunjukkan harga emas di bursa Comex pada perdagangan pukul 7 waktu Indonesia pada Rabu (7/8/2013), bergerak naik 0,026% ke level Rp412.269,02 per gram.